Selasa, 08 Juli 2014

Bukan Sekedar Foto


Assalamu'alaikum

Saya mau sedikit berbagi tentang foto.. ya foto yang sekarang mudah dibuat dan didapat. Internet membuat kita dengan mudah melihat dan mengambil (disimpen di komputer) foto. Sadar akan kondisi itu membuat saya pada awal rajin upload foto Tamimi memutuskan foto diberi "watermark".


 Bosan dengan watermark mencolok, ganti dengan watermark yang simpel.

Watermark itu awalnya dipakai pembuat kertas bagi merek mereka dengan cara dicetak, biasanya embos pada bagian bawah kertas. Aplikasi pemberian merek makin berkembang terutama pada foto yang di bagi secara online dimana foto dengan mudah tersebar. Produk terutama foto sekarang ini yang diberi watermark pertama untuk menegaskan siapa pembuat foto tersebut, yangberarti ada kekayaan hak kekayaan intelektual (HaKi) pada foto tersebut. Kedua untuk mencegah foto dipakai secara tidak bertanggung jawab oleh orang lain.


Semakin kesini saya semakin malas memberi watermark pada foto-foto Tamimi


 Dan ternyata foto yang pernah saya upload beberapa bulan yang lalu muncul di Instagram bahkan sebelum Tamimi bikin akun instagram.

Ya, ada foto kantong serut gajah dan kupu-kupu yang muncul pada akun instagram Tayangan Iklan untuk promo akun Packlicious. Saya langsung tegur dan mereka bilang , ok foto sudah dihapus.

Eh, tiga hari yang lalu fotonya masih muncul di Tayangan Iklan, sudah saya tegur lagi dan mereka kali ini ngeles, itu bukan mereka yang share.

Mungkin teman2 akan menyayangkan saya yang tidak pasang watermark.
Dua tahun terakhir kami memutuskan tidak pakai watermark, karena:
1. Mereka bisa ngambil foto, meniru tapi hanya produk, yang ada di kepala kami masih ribuan ide bahkan unlimited dan mereka gak akan bisa tiru atau ambil 
2. Bukan watermark yang dibutuhkan tapi kesadaran untuk menghargai hasil karya orang lain yang dibutuhkan

Foto dipakai sebagai referensi itu harus dijelaskan dari mana asalnya jika tidak itu namanya plagiat dan ada undang-undang yang jelas mengenai itu.

Kalau hal seperti ini terjadi yang kami sayangkan lebih dari sekedar foto yang dibajak tapi dampak dari sikap tidak jujur dalam berkarya dan berbisnis.

Saat pemesan melihat foto tamimi dan meminta pada si pembajak untuk membuat seperti foto, kemungkinan yang terjadi dia akan kecewa karena ternyata hasil tidak sesuai foto dan ini akan membuat pemesan kecewa kemudian akan mempunyai pendapat negatif tentang si pembajak dan foto saya. Pengalaman negatif itu bisa tersebar luas dan mencoreng nama teman2 crafter dan industri kreatif.

Dan kami yakin kualitas kami  diatas si pembajak

Jadi bukan sekedar foto yang disayangkan, tapi kualitas kita yang bergerak diwilayah industri kreatif ini.

Persaingan yang sehat bisa menjadi sumber bahan bakar untuk kreatifitas. 

Our Creativity is not just hobby, money or business. It is our passion

Salam Kreatif

Nadiyah


1 komentar: