Sabtu, 01 Agustus 2015

Terinspirasi dan Menginspirasi di Nias (1)

Assalamu'alaikum

Bulan Ramadhan tahun ini menjadi bulan yang padat kegiatan, bahkan sampai H-3
Salah satunya adalah kesempatan untuk menjadi pemateri untuk Pelatihan Miniatur Rumah Adat Nias, khusus tentang Packaging.

Pelatihan dilaksananakan 24-27  Juni di Museum Pusaka Nias, Kota Gunung Sitoli
Ini kesempatan yang luar biasa. Walau ternyata jarak Jogja dan Nias membutuhkan naik pesawat terbang 3 kali, dimulai dari Jogja-Jakarta, Jakarta-Medan, Medan-Nias
Jarak yang jauh terasa sepadan saat saya diperlihatkan tempat menginap saya selama di Nias adalah Salah satu Rumah adat di Kompleks Museum Pusaka Nias.

Rumah adat tempat saya menginap
 Pelatihan tentang packaging dilakukan di Omo Bale, rumah adat dengan konsep untuk pertemuan,, seberang tempat saya menginap
Omo Bale, Museum Pusaka Nias
Walau tidak pernah masuk, tapi saat kecil saya sering melihat rumah adat Nias di kompleks Taman Mini Anjungan Sumatera Utara, yang cuma bisa duduk di tangganya karena belum pernah dibuka selama saya beberapa kali kesana.
Detail bagian Omo Bale

Rumah adat Nias memang mempunyai ciri arsitektur yang khas terutama di bagian konstruksi sehingga memang sudah sejak beberapa tahun yang lalu dibuat miniaturnya. Biasanya ukuran miniatur rumah adat sekitar 1 meter, cukup besar karena memang dibuat dengan skala yang sesuai dengan aslinya. Seperti yang saya lihat di Museum Pusaka Nias, ada beberapa miniatur karena ada beberapa jenis rumah adat di Nias.

Miniatur Rumah adat Nias, OMO HADA, Koleksi Museum Pusaka Nias
Pelatihan rumah adat Nias merupakan kegiatan Pelatihan Pengrajin Souvenir program CSR Pertamina yang dikelola Pak Yafaoowolo Gea. Pelatihan menitikberakan pada miniatur rumah adat dan untuk peltihan kali ini yang dibuat adalah miniatur Omo Hada. Pelatihan meliputi membuat miniatur sesuai skala aslinya dan dikuti oleh5 peserta yang memang sudah sering membuat souvenir terutama miniatur rumah adat. Saat sesi praktek membuat miniatur sesuai skala yang dengan pemateri Pak Irwan, ini malah menjadi kesempatan saya untuk belajar tentang Rumah Adat Nias.
Pondasi Omo Hada yang biasanya batu diganti dengan kayu yang dibuat hampir oval sepert gambar dibawah. Tahap berikutnya baru dibuat tiang-tiang pondasi rumah.
Pondasi dasar , biasanya dibuat dengan batu

Praktek membuat miniatur dipandu oleh Pak Bago, tukang kayu yang ahli membuat rumah adat dan memang bekerja di Museum Pusaka Nias. Tahap peletakan pondasi kayu juga diarahkan sesuai proses pembuatan Omo Hada sebenarnya. Omo Hada mempunyai bentuk yang menyerupai perahu sehingga bentuk tiang ke atas memang terlihat seperti tiang layar.

Workshop Tiang pondasi, berjumlah 34

Workshop Pak Bago yang berada di kompleks Museum Pusaka Nias terletak di pinngir pantai, jalan sedikit inilah pemandangannya.


Ada beberapa jenis rumah adat di Kompleks Museum Pusaka Nias yang disewakan untuk penginapan. Berikutnya kalau ke Nias saya mau nginap di rumah yang lain yang lebih dekt ke Pantai


Rumah Adat Nias biasanya dibangaun menggunakan kayu endemik Nias. Ada 3 jenis, tapi hanya 2 yang digunakan saat pelatihan yaitu Afoa dan Simalambuo. Afoa sendiri mempunyai ciri khas mengandung minyak dan mempunyai aroma yang khas. Karena sifatnya mengandung minyak membuat afoa tidak dapat dipaku sehingga rumah adat nias dibangun dengan kontruksi khas yang tidak menggunakan paku.

 Saya mendapat kenang-kenangan berupa miniatur rumah adat dengan bentuk kontruksi yang lebih simpel. Miniatur ini berukan kecil sekitar 20cm dengan diberi tambahan aksesoris perang, alat musik dan batu menhir.
Souvenir rumah adat Nias

Video tentang kegiatan pelatihan yang dibuat oleh Pak Irwan


4 komentar: